Thursday, December 29, 2016

Roti Priangan Tradisional

Roti priangan menjadi makanan khas Sukabumi lainnya yang wajib sobat cicipi dan bawa untuk oleh oleh khas Sukabumi orang tercinta dirumah. Apalagi Roti priangan merupakan makanan yang sangat tradisional dari Sukabumi. Rekomendasi kami jatuh pada Roti Priangan Oey Tjiang Lie yang telah menjajakan roti priangan sejak dulu kala. Meskipun dibuat oleh orang Indonesia asli, tapi cita rasa roti priangan Belanda banget. Harganya pun sangat terjangkau, aman karena tanpa bahan pengawet.


Picture Source : Google & Sobatinfo.com




Nasi Uduk Ungu

Nasi uduk putih, itu sudah biasa, tapi kalau nasi uduk ungu, itu baru luar biasa. Inilah salah satu makanan khas Sukabumi yang popular sekarang ini. Nasi uduk ungu Sukabumi ini mempunyai ciri khas warna ungu yang bukan berasal dari pewarna makanan buatan tapi dari buah bit dan ubi ungu sebagai bahan pewarna alami. Pada setiap satu hidangan nasi uduk ungu terdapat ayam goreng, tempe, tahu, sambal dan lalapannya, dan telur dadar.



Picture Source : Google & Sobatinfo.com



Mochi Lampion

Kue mochi makin populer sekarang seperti halnya kue moci asal Sukabumi satu ini. Berada di gang Kaswari Sukabumi, kue moci Sukabumi lebih dikenal dengan nama moci lampion. Kalau sobat membawa kue moci lampion untuk oleh oleh khas Sukabumi jangan sampai lebih dari 3 hari memakannya karena paling lama 3 hari saja. Daya tahannya yang lumayan cepat karena kue moci lampion suka bumi tidak menggunakan bahan pengawet. Makanan khas Sukabumi yang melegenda ini telah ada dari tahun 1983.


Picture Source : Google & Sobatinfo.com







Wednesday, December 28, 2016

Bubur Ayam Sukabumi

Bubur ayam memang ditemukan dimana-mana, tapi bubur ayam khas Sukabumi ini berbeda dengan bubur ayam kebanyakan. Masakan khas Sukabumi ini dilengkapi dengan jeroan ayam seperti ati ampla yang diolah dengan berbagai bumbu rempah khas Sukabumi dengan rasa dominan pedas. Seperti halnya bubur ayam lain  tidak lengkap rasanya kalau tidak ditaburi dengan bawang goreng dan krupuk emping. Apalagi setelah disiram kaldu bubur ayam yang lezat dan gurih pasti bikin ketagihan.


Picture Source : Google & Sobatinfo.com



Bolu Pisang Sukabumi

Makanan khas Sukabumi selanjutnya yaitu bolu pisang Sukabumi yang boleh sobat bawa untuk oleh oleh khas Sukabumi buat keluarga dirumah. Bolu pisang menjadi kuliner khas Sukabumi yang sangat popular sekarang ini. Salah satu ynag cukup terkenal adalah bolu pisang Ibu onih. Ibu onih berniaga di Jalan raya Sukaraja Gang Masjid Kota Sukabumi. Bukan cuma laris, tapi bolu pisang Ibu onih enak sehingga menarik minat ramai orang untuk membelinya.


Picture Source : Google & Sobatinfo.com


Bandros

Kue bandros menjadi jajanan yang laris di Sukabumi. Biasa dijajakan oleh pedagang kaki lima ke sekolah sekolah, kampung kampung, pinggir jalan dan mulai ada sekitar tahun 1970. Oleh karena itu makanan khas Sukabumi ini menjadi jajanan favorit orang Sukabumi. Meskipun banyak penjual Bandros ada beberapa tempat yang terkenal akan kelezatan kue bandrosnya seperti kue bandros atta ang berada di Jalan Gudang Sukabumi.


Picture Source : Google & Sobatinfo.com




Keropok Melarat / Keropok Miskin

Keropok miskin adalah keropok khas cirebon. Kenapa disebut dengan keropok miskin atau melarat? Keropok miskin diperbuat daripada tepung aci (ubi kayu), ternyata dalam pengolahannya bukan menggunakan minyak goreng tapi menggunakan pasir yang dipanaskan sehingga disebut keropok miskin. Tapi jangan bimbang pasir melekat di keropok, kerana secara automatik pasir akan lepas jika keropok sudah matang dan mengembang. Makanan khas Jawa Barat ini paling pas disajikan dengan sambalnya.

Source :  http://sobatinfo.com/makanan-khas-jawa-barat-paling-enak/
Picture Source : Google & Sobatinfo.com





Tuesday, December 27, 2016

Karedok

Karedok adalah makanan khas Jawa Barat yang dibuat dengan sayur-sayuran mentah. Jika sobat pernah makan gado-gado, bumbunya hampir sama dengan gado-gado tapi yang membezakan hanya sayur-sayuran mentah saja. Sayur apa saja boleh dibuat karedok, namun yang umum adalah kacang panjang, terung bulat, kol, tauge, timun dan daun kemangi. Bumbunya sendiri seperti cili merah, kencur, bawang putih, kacang tanah goreng, air asam, gula jawa, garam, dan terasi.
Demikian sajian kami mengenai makanan khas Jawa Barat. Mudah-mudahan bermanfaat dan menambah wawasan sobat semua mengenai makanan khas Indonesia. Nantikan artikel kami selanjutnya.



Picture Source : Google & Sobatinfo.com




Cumi Hideung

Satu lagi makanan khas Jawa Barat yang mungkin ramai orang tidak tahu adalah Cumi Hideung. Sotong hideung adalah masakan khas tradisional sunda yang bahan utamanya diperbuat daripada sotong. Hideung sendiri dalam bahasa Indonesia artinya hitam, sotong hideung adalah ikan sotong yang dimasak sekaligus dengan dakwat hitam sehingga berwarna hitam. Rasanya, waw .. sudah pasti nikmat dan enak. Cuba saja deh sobat, mau dijadikan lauk atau dimakan tanpa lauk juga boleh.


Picture Source : Google & Sobantinfo.com



Ayam Bekakak

Bagi yang baru mendengar nama makanan khas Jawa Barat Hayam Bukakak, artinya adalah masakan berasaskan ayam yang berpengalaman khusus khas Sunda dan proses memasaknya dengan cara dibakar. Kalau biasanya ayam panggang disajikan dalam bentuk dipotong-potong, dada sendiri, paha sendiri, kepala sendiri. Hayam Bukakak yang dimasak adalah ayam utuh, hanya dibuang bahagian jeroannya saja, jadi untuk menikmatinya kayaknya perlu beberapa orang untuk menghabiskannya. Ini nih, sambelnya, khas sekali dengan Jawa Barat, boleh dengan sambal merah atau dengan sambal hijau (sambal beledug).


Picture Source : Google & Sobantinfo.com




Monday, December 26, 2016

Sega Lengko

Sega lengko (nasi lengko) adalah makanan khas Jawa Barat khususnya masyarakat pantura seperti Cirebon dan Indramayu.Masakan khas daerah Jawa Barat ini kaya dengan protein, serat dan rendah kalori. Yang lebih baik lagi adalah bukan haiwan, jadi buat sobat yang vegetarian, sega lengko mungkin sesuai. Bahan-bahan untuk membuat sega lengko diantaranya yaitu nasi putih (panas-panas lebih baik), tahu goreng, tempe goreng, timun (mentah segar, dicacah), daun kucai (dipotong kecil-kecil), tauge (direbus), bawang goreng, bumbu kacang (seperti bumbu rujak), dan kicap manis (cair).


Picture Source : Google & Sobatinfo.com



Legenda Sangkuriang : Asal Gunung Tangkuban Perahu

Alkisah pada jaman dahulu kala seekor babi tengah melintas di sebuah hutan belantara. Babi hutan itu sedang merasa kehausan di tengah panasnya terik matahari. Pada saat dia mencari-cari mata air, dia melihat ada air yang tertampung di pohon keladi hutan. 

Segera diminumnya air itu untuk melepas dahaga. Tanpa disadarinya air itu adalah air seni Raja Sungging Perbangkara. Karena kesaktian Raja Sungging Perbangkara, babi hutan itu pun mengandung setelah meminum air seninya. Sembilan bulan kemudian si babi hutan melahirkan seorang bayi perempuan.

Raja Sungging Perbangkara mengetahui perihal adanya bayi perempuan yang terlahir karena air seninya itu. Ia pun pergi ke hutan untuk mencarinya. Ditemukannya bayi prempuan itu. Dia pun memberinya nama Dayang Sumbi dan membawanya pulang ke istana kerajaan.

Dayang Sunbi tumbuh menjadi perempuan yang sangat cantik wajahnya. Serasa tak terbilang jumlah raja, pangeran dan bangsawan yang berkehendak memperistri anak perempuan Raja Sungging Perbangkara itu. Namun, semua pinangan itu di tolak Dayang Sumbi dengan halus. Sama sekali tidak diduga oleh Dayang Sumbi , mereka yang ditolak pinangannya itu saling berperang sendiri untuk memperebutkan dirinya.

Dayang Sumbi sangat bersedih mengetahui kenyataan bahwa para pangeran, raja dan bangsawan yang ditolaknya saling melakukan peperangan. Dia pun memohon kepada Raja Sungging Perbangkara untuk mengasingkan diri. Sang Raja akhirnya mengijinkan anaknya tersebut untuk mengasingkan diri. Dayang Sumbi mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani oleh seekor anjing jantan bernama si tumang. Untuk mengisi waktu luangnya selama dalam pengasingan, Dayang Sumbi pun menenun.

Alkisah, ketika Dayang Sumbi sedang menenun, peralatan tenunannya terjatuh. Ketika itu Dayang Sumbi merasa malas untuk mengambilnya. Terlontarlah ucapan yang tidak terlalu disadarinya.” Siapapun juga yang bersedia mengambilkan peralatan tenunku yang terjatuh, seandainya itu lelaki akan kujadikan suami, jika dia perempuan dia akan kujadikan saudara.”

Tak disangka si tumang mengambil peralatan tenun yang terjatuh itu dan memberikannya kepada Dayang Sumbi.

Tidak ada yang dapat diperbuat Dayang Sumbi selain memenuhi ucapannya. Dia menikah dengan Si Tumang yang ternyata titisan dewa. Si Tumang adalah dewa yang dikutuk menjadi hewan dan dibuang ke bumi. Beberapa bulan setelah menikah, Dayang Sumbi pun mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Dayang Sumbi memberinya nama Sangkuriang.

Waktu terus berlalu. Beberapa tahun kemudian terlewati. Sangkuriang telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan wajahnya. Gagah. Tubuhnya kuat dan kekar. Sakti mandraguna pula anak Dayang Sumbi ini.

Sejak kecil Sangkuriang telah senang berburu. Setiap kali melakukan perburuan di hutan. Sangkuriang senantiasa ditemani oleh si tumang. Sama sekali Sangkuriang tidak tahu bahwa si Tumang adalah ayah kandungnya.

Pada suatu hari Sangkuriang dengan di temani Si Tumang kembali meakukan perburuan di hutan. Sangkuriang berniat mencari kijang karena ibunya sangat menghendaki memakan hati kijang. Setelah beberapa saat berada di dalam hutan, Sangkuriang melihat seekor kijang yang tengah merumput di balik semak belukar. Sangkuriang memerintahkan si tumang untuk mengejar kijang itu Sangat aneh, si Tumang yang biasanya penurut, ketika itu tidak menuruti perintahnya. Sangkuriang menjadi marah. Katanya.” Jika engkau tetap tidak menuruti perintahku, niscaya aku akan mebunuhmu.”

Ancaman Sangkuriang seakan tidak dipedulikan si Tumang. Karena jengkel dan marah, Sangkuriang lantas membunuh si Tumang. Hati anjing hitam itu diambilnya dan dibawanya pulang ke rumah. Sangkuriang memberikan hati si Tumang kepada ibunya untuk dimasak.

Tanpa disadari Dayang Sumbi bahwa hati yang diberikan anaknya adalah hati suaminya. Dia kemudian memasak dan memakan hati itu. Maka, tak terperikan amarah Dayang Sumbi kepada Sangkuriang ketika dia tahu hati yang dimakannya adalah hati si Tumang. Dia lalu meraih gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan memukul kepala Sangkuriang, hingga kepala Sangkuriang terluka.

Sangkuriang sangat marah dan sakit hati dengan perlakuan ibunya itu. Menurutnya, Ibunya lebih menyayangi si Tumang dibandingkan dirinya. Maka, tanpa pamit kepada Dayang Sumbi ibunya, Sangkuriang lantas pergi mengembara ke arah timur.

Dayang Sumbi sangat menyesal setelah mengetahui kepergian Sangkuriang anaknya. Dia pun bertapa dan memohon ampun kepada para dewa atas kesalahan yang diperbuatnya. Para dewa mendengar permintaan Dayang Sumbi, mereka menerima permintaan maaf itu dan mengaruniakan Dayang Sumbi kecantikan abadi.

Syahdan, Sangkuriang terus mengembara tanpa tujuan yang pasti. Dalam pengembaraanya Sangkuriang terus menambah kesaktiannya dengan berguru kepada orang-orang sakti yang ditemuinya selama pengembaraan. Bertahun-tahun Sangkuriang mengembara tanpa disadari dia kembali ke tempat dimana dia dahulu dilahirkan.

Sangkurian terpesona dengan kecantikan Dayang Sumbi yang abadi, dia tidak menyadari bahwa perempuan cantik yang ditemuinya di hutan adalah ibu kandungnya sendiri. Hal yang sama terjadi juga pada Dayang Sumbi yang tidak menyadari pemuda gagah yang sakti itu adalah Sangkuriang anaknya. Karena saling jatuh cinta mereka merencenakan untuk menikah.

Sebelum pernikahan dialngsungkan Sangkuriang berniat untuk berburu. Dayang Sumbi membantu Sangkuriang mengenakan penutup kepala. Ketika itulah dayang Sumbi melihat luka di kepala calon suaminya. Teringatlah dia pada anak lelakinya yang telah meninggalkannya. Dia sangat yakin pemuda gagah itu tidak lain adalah Sangkuriang anaknya.

Dayang Sumbi kemudian menjelaskan bahwa dai sesungguhnya adalah ibu kandung dari Sangkuriang. Oleh karena itu dia tidak bersedia menikah dengan anak kandungnya tersebut. Namun, Sangkuriang yang telah dibutakan oleh hawa nafsu tidak memperdulikan penjelasan Dayang Sumbi, dia tetap bersikukuh akan menikahi Dayang Sumbi.

“Jika memang begitu kuat keinginanmu untuk menikahiku, aku mau engkau memenuhi satu permintaanku” Kata Dayang Sumbi
“Apa permintaan yang engkau kehendaki.” Tantang Sangkuriang.

Dayang Sumbi mengajukan syarat yang laur biasa berat yaitu dia ingi sungai citarum dibendung untuk dibuat danau, dan didalam danau itu ada perahu besar.” Semua itu harus dapat engkau selesaikan dalam waktu satu malam.” Ucap Dayang Sumbi.” Sebelum fajar terbit, kedua permintaanku itu harus telah selesai engaku kerjakan.”

Tanpa ragu Sangkuriang menyanggupi permintaan dari Dayang Sumbi.” Baiklah, aku akan memenuhi permintaanmu.”

Sangkuriang segera bekerja mewujudkan permintaan Dayang sumbi. Pertama kali dia menebang pohon besar untuk dibuatnya sebuah perahu. Cabang dan ranting pohon yang tidak dibutuhkannya ditumpukan. Tumpukan cabang dan ranting pohon itu dikemudian hari menjelma menjadi gunung Burangrang.Begitu pula tunggul pohpon itu kemudian berubah menjadi sebuah gunung yang lebih dikenal gunung bukit tinggul.

Perahu besar itu akhirnya selesai dibuat Sangkuriang. Pemuda Sakti itu lantas berniat membendung aliran sungai Citarum yang deras untuk dibuat sebuah danau. Sangkuriang kemudian memanggi para makhluk halus untuk membantunya mewujudkan permintaan Dayang sumbi.

Semua yang dilakukan Sangkuriang diketahii oleh Dayang Sumbi. Terbit kecemasan dalam hati Dayang Sumbi ketika melihat pekerjaan Sangkuriang sebentar lagi selesai. Dia harus menggagalkan pekerjaan Sangkuriang agar pernikahan dengan anak kandungnya itu tidak terlaksana. Dia pun memohon pertolongan dari para Dewa.

Setelah berdoa, Dayang Sumbi mendapatkan petunjuk. Dayang Sumbi lantas menebarkan boeh rarang (kain putih hasil tenunan). Dia juga memkasa ayam jantan berkokok disaat waktu masih malam. Para makhluk halus sangat ketakutan ketika mengetahui fajar telah tiba. Mereka berlari dan menghilang kesegala penjuru. Mereka meninggalkan pekerjaannya membuat danau dan perahu yang belum selesai.

Sangkuriang sangat marah. Dia merasa Dayang Sumbi telah berlaku curang kepadanya. Ida sangat yakin jika fajar sesungguhnya belum tiba. Dia merasa masih tersedia waktu baginya untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan kemarahan tinggi, Sangkuriang lantas menjebol bendungan di Sanghyang Tikoro. Sumbat aliran citarum lantas dilemparkannya ke arah timur yang kemudian menjelma menjadi gunung Manglayang. Air yang semula memenuhi danau itu pun menjadi surut. Serasa belum reda kemarahannya. Sangkuriang lantas menendang perahu besar yang telah dibuatnya hingga terlempat jauh dan jatuh tertelungkup. Menjelmalah perahu besar itu menjadi sebuah gunung yang kemudian di sebut gunung Tangkuban Perahu.

Kemarahan Sangkuriang belum reda. Dia mengetahui, semua itu sesungguhnya adalah siasat dari Dayang Sumbi untuk menggagalkan pernikahan dengannya. Dengan kemarahan yang terus meluap, Dayang sumbi pun dikejarnya. Dayang sumbi yang ketakutan terus berlari untuk menghindar hingga akhirnya menghilang di sebuah bukit. Bukit itu kemudian menjelma menjadi gunung Putri. Sedangkan Sangkuriang yang tidak berhasil menemukan Dayang Sunbi akhirnya menghilang ke alam gaib.

“Pesan Moral dari Legenda Asal Muasal Gunung Tangkuban Perahu : Kisah Sangkuriang adalah Bersikaplah untuk jujur karena kejujuran akan membawa kebaikan dan kebahagiaan di kemudian hari. Perbuatan curang akan merugikan diri sendiri serta bisa mendatangkan musibah bagi diri sendiri ataupun orang lain”



Picture Source : Dongengceritarakyat




Friday, December 23, 2016

Kumpulan Dongeng Sunda – Cerita Rakyat Bandung

Kumpulan dongeng Sunda sangat banyak sekali. Beberapa diantaranya adalah Cerita Rakyat Bandung. Sebagian pernah Kakak posting diblog ini (bisa kalian temukan pada artikel Cerita Rakyat Sunda : Dongeng Ciung Wanara dan Cerita Rakyat Sunda : Dongeng Lutung Kasarung). Nanti dikemudian hari Kakak akan menerbitkan dongeng Jawa Barat dalam Bahasa Sunda. Ini berguna bagi adik-adik yang tinggal di Provinsi Jawa Barat yang sedang belajar Bahasa Sunda.
Hari kakak akan menerbitkan satu cerita mengenai asal muasal Girilawungan ini dia kisah lengkapnya.

Kumpulan Dongeng Sunda - Asal Usul Girilawungan

Pada jaman dahulu ada sebuah kerajaan di Jawa Barat yang dipimpin oleh Raja Giri Layang. Dalam mengelola negeri, ia dibantu oleh adik perempuannya bernama Putri Giri Larang. Mereka berdua memerintah kerajaan dengan bijaksana dan rakyatnya sejahtera.
Suatu saat, Putri Giri Larang meminta izin kepada kakaknya untuk merantau mencari ilmu. Dengan penuh sayang, Raja Giri Layang merangkul adik perempuannya, “Jika itu memang keinginanmu, Kanda mengizinkannya. Kanda akan berdoa semoga kau mendapatkan apa yang kau mau. Namun, ingatlah pesan Kanda, pergilah ke arah timur dan jangan pernah melewati perbatasan."
Putri Girl Larang pun memulai perjalanannya. la berjalan kaki ke arah timur melewati hutan, gunung, lembah, dan berbagai macam rintangan. Setelah berbulan-bulan berjalan, ia tiba di sebuah hutan belantara. Ketika sedang melepas Ielah, Putri Giri Larang menemukan sebuah telaga bening yang dikelilingi oleh taman yang sangat indah.
“Indah sekali tempat ini, siapakah yang menbuatnya?" guman Putri Giri Larang. Melihat kejernihan air telaga, Putri Giri Larang akhirnya memutuskan untuk mandi sambil melepaskah Ielah.
la tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memerhatikannya dari semak-semak. Orang tersebut adalah seorang patih dari sebuah kerajaan di Jawa yang bertugas merawat telaga tersebut. Telaga itu adalah tempat permandian raja-raja Jawa setelah selesai berburu.
Patih itu teringat bahwa rajanya belum mempunyai istri. Gadis cantik tersebut dirasa cocok untuk mendampingi Sang Raja. Lalu, patih itu dengan sengaja mengambil selendang Putri Giri Larang. Melihat selendangnya diambil, Putri Giri Larang segera mengejar pencuri pakaiannya.
“Hei Siapa kau? Kembalikan pakaianku!"
Patih sengaja memperlambat larinya agar sang putri mengikutinya. Sampailah mereka di dalam Istana Raja. Melihat seorang putri yang cantik jelita itu, Raja langsung jatuh hati.
"Putri yang cantik. Aku sedang mencari seorang permaisuri untukku, maukah kau menjadi istriku?"
Tiba-tiba, Putri Giri Larang merasakan tubuhnya lemah dan kekuatannya hilang. la teringat pesan kakaknya agar tidak melewati perbatasan clan kini ia telah melanggarnya. Dengan terpaksa, ia menerima lamaran Sang Raja.
"Aku bersedia menjadi istrimu dengan satu syarat, jangan pernah mau tahu atau mencampuri urusan perempuan."
Raja setuju dan mereka pun menikah. Lalu, Putri Giri Larang mengandung. Suatu hari, Putri Girl Larang hendak menanak nasi. Setelah menutup tempat menanak nasi ia pun pergi untuk mandi. Ketika ditinggal untuk mandi, suaminya datang ke dapur. Sang raja ingin tahu apa yang sedang dimasak istrinya. Betapa terkejutnya ia, ternyata isi tempat menanak nasi tersebut hanyalah sebatang padi.
Ketika mengetahui bahwa masakannya telah dilihat oleh suaminya, Putri Giri Larang sangat marah.
"Kakanda telah melanggar perjanjian kita ketika menikah," katanya kepada suaminya. Lalu, ia kembali ke istana kakaknya.
Raja Giri Layang sangat senang adiknya kembali.
"Maafkan, Kanda! Adinda telah melanggar pesan, Kanda," kata Putri Giri Larang sambil menangis.
"Sudahlah Dinda, sekarang kau harus banyak beristirahat, karena kau sedang mengandung."
Beberapa waktu setelahnya, Putri Giri Larang melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Adipati Jatiserang. Putri Giri Layang sangat khawatir jika suatu saat, ayah Jatiserang akan datang dan berniat mengambilnya.
Kemudian, Raja Giri Layang berunding dengan patihnya, yaitu Patih Endang Capang dan para menterinya. Mereka sepakat untuk bersembunyi di dalam kulah, yaitu lubang besar di bawah tanah. Raja Giri Layang memerintahkan untuk membuat empat buah kulah sebagai tempat persembunyian keluarga kerajaan. Raja Giri Layang memutuskan bersembunyi bukan karena tidak sanggup menghadapi tentara kerajaan lain yang akan datang menyerang, ia hanya tak ingin rakyat mereka menjadi korban.
Tidak lama kemudian, datanglah pasukan dari kerajaan seberang yang dipimpin oleh dua orang patih, yaitu Patih Mangkunagara dan Patih Surapati. Mereka bermaksud menjemput paksa Putri Giri Larang dan putranya. "Kami mencari raja kalian," kata kedua patih itu pada Patih Endang Capang.
"Maaf Tuan, Putri Giri Larang dan Raja Girl Layang telah wafat. Sementara itu, putra Giri Larang, yaitu Adipati Jatiserang sedang berguru ke negeri seberang."
"Kami tidak percaya!" seru mereka.
Kemudian, Patih Endang Capang membawa pasukan tersebut ke lokasi kulah. Mereka melihat empat gundukan tanah yang menyerupai makam. Karena masih tidak percaya, kedua patih tersebut memerintahkan pasukannya untuk menggali makam tersebut. Namun, ketika hendak menggali tiba-tiba semuanya jatuh lemas. Kekuatan mereka terisap oleh kekuatan Putri Giri Larang dan Raja Giri Layang yang sedang bersembunyi di bawah tanah itu.
Patih Mangkunagara dan Patih Surapati memerintahkan untuk menghentikan usaha mereka menggali makam.
"Lebih balk kita jangan pulang, karena malu rasanya jika kita pulang tanpa hasil. Lebih balk sekarang kita ngalawung saja di sini, karena aku yakin mereka bersembunyi di sekitar sini," kata Patih Mangkunagara.
Arti kata ngalawung adalah duduk bertemu atau berhadapan. Untuk mengenang peristiwa tersebut, daerah itu dinamakan Girilawungan yang kini dikenal dengan nama Babakan Jawa.

“Pesan Moral dari Kumpulan Dongeng Sunda - Asal Usul Girilawungan adalah tepatilah janji yang telah kita ucapkan. Melanggar janji hanya akan membawa keburukan bagi kita dan menghilangkan kepercayaan orang lain terhadap kita.”



Picture Source : Dongengceritarakyat



Thursday, December 22, 2016

Dongeng Si Kabayan – Cerita Rakyat Sunda (Jawa Barat)

Hampir semua masyarakat Indonesia sudah tahu tentang dongeng si kabayan. Cerita rakyat si kabayan memang sangat populer, bahkan banyak cerita rakyat si kabayan diangkat menjadi Film layar lebar. Sebagian besar orang yang pernah mendengar dongeng sunda si kabayan menyukai cerita rakyat dari Jawa Barat ini. Apalagi film layar lebarnya diperankan oleh seorang legenda seni peran Indonesia yaitu almarhum Didi Petet. Dongeng Kabayan yang Kakak ceritakan pada kesempatan ini, Kakak ambil dari kumpulan dongeng si kabayan yang banyak sekali jumlahnya. Koleksi yang Kakak miliki sebagian dongeng si kabayan basa sunda dan sebagian lagi dongeng si kabayan bahasa indonesia. Tentunya kalian sudah tidak sabar mengikuti kisah si kabayan yang pintar, lugu tetapi pemalas. Ini dia kisah lengkapnya

Kumpulan Dongeng Si Kabayan - Cerita Rakyat Sunda (Jawa Barat)

Tersebutlah seorang lelaki di tanah Pasundan pada masa lampau. Si Kabayan namanya. Ia lelaki yang pemalas namun memiliki banyak akal. Banyak akal pula dirinya meski akalnya itu kerap digunakannya untuk mendukung kemalasannya. Si Kabayan telah beristri. Nyi Iteung nama istrinya.
Pada suatu hari Si Kabayan disuruh mertuanya untuk mengambil siput-siput sawah. Si Kabayan melakukannya dengan malas-malasan. Setibanya di sawah, ia tidak segera mengambil siput-siput sawah yang banyak terdapat di sawah itu, melainkan hanya duduk-duduk di pematang sawah.
Lama ditunggu tidak kembali, mertua Si Kabayan pun menyusul ke sawah. Terperanjatlah ia mendapati Si Kabayan hanya duduk di pematang sawah. "Kabayan! Apa yang engkau lakukan? Mengapa engkau tidak segera turun ke sawah dan mengambil tutut-tutut (Siput) itu?"
"Abah-abah (Bapak), aku takut turun ke sawah karena sawah ini sangat dalam. Lihatlah, Bah, begitu dalamnya sawah ini hingga langit pun terlihat di dalamnya," jawab Si Kabayan.
Mertua Si Kabayan menjadi geram. Didorongnya tubuh Si Kabayan hingga menantunya itu terjatuh ke sawah.
Si Kabayan hanya tersenyum-senyum sendiri seolah tidak bersalah. "Ternyata sawah ini dangkal ya, Bah?" katanya dengan senyum menyebalkannya. Ia pun lantas mengambil siput-siput sawah yang banyak terdapat di sawah itu.
Pada hari yang lain mertua Si Kabayan menyuruh Si Kabayan untuk memetik buah nangka yang telah matang. Pohon nangka itu tumbuh di pinggir sungai dan batangnya menjorok di atas sungai. Si Kabayan sesungguhnya malas untuk melakukannya. Hanya setelah mertuanya terlihat marah, Si Kabayan akhirnya menurut. Ia memanjat batang pohon. Dipetiknya satu buah nangka yang telah masak. Sayang, buah nangka itu terjatuh ke sungai. Si Kabayan tidak buru-buru turun ke sungai untuk mengambil buah nangka yang terjatuh. Dibiarkannya buah nangka itu hanyut.
Mertua Si Kabayan terheran-heran melihat Si Kabayan pulang tanpa membawa buah nangka. "Apa yang terjadi?" tanyanya dengan raut wajah jengkel. "Mana buah nangka yang kuperintahkan untuk dipetik?"
Dengan wajah polos seolah tanpa berdosa, Si Kabayan menukas, "Lho? Bukankah buah nangka itu tadi telah kuminta untuk berjalan duluan? Apakah buah nangka itu belum juga tiba?"
"Bagaimana maksudmu, Kabayan?"
"Waktu kupetik, buah nangka itu jatuh ke sungai. Rupanya ia ingin berjalan sendirian. Maka, kubiarkan ia berjalan dan kusebutkan agar ia lekas pulang ke rumah. Kuperingatkan pula agar ia segera membelok ke rumah ini. Dasar nangka tua tak tahu diri, tidak menuruti perintahku pula!"
"Ah, itu hanya alasanmu yang mengada-ada saja, Kabayan!" mertua Si Kabayan bersungut-sungut. "Bilang saja kalau kamu itu malas membawa nangka itu ke rumah!"
Si Kabayan hanya tertawa-tawa meski dimarahi mertuanya.
Pada waktu yang lain mertua Si Kabayan mengajak menantunya yang malas lagi bodoh itu untuk memetik kacang koro di kebun. Mereka membawa karung untuk tempat kacang koro yang mereka petik. Baru beberapa buah kacang koro yang dipetiknya, Si Kabayan telah malas untuk melanjutkannya. Si Kabayan mengantuk. Ia pun lantas tidur di dalam karung.
Ketika azan Dhuhur terdengar, mertua Si Kabayan menyelesaikan pekerjaannya. Ia sangat keheranan karena tidak mendapati Si Kabayan bersamanya. "Dasar pemalas!" gerutunya. "Ia tentu telah pulang duluan karena malas membawa karung berisi kacang koro yang berat!"
Mertua Si Kabayan terpaksa menggotong karung berisi Si Kabayan itu kembali ke rumah. Betapa terperanjatnya ia saat mengetahui isi karung yang dipanggulnya itu bukan kacang koro, melainkan Si Kabayan!
"Karung ini bukan untuk manusia tapi untuk kacang koro!" omel mertua Si Kabayan setelah mengetahui Si Kabayan lah yang dipanggulnya hingga tiba di rumah.
Keesokan harinya mertua Si Kabayan kembali mengajak menantunya itu untuk ke kebun lagi guna memetik kacang-kacang koro. Mertua Si Kabayan masih jengkel dengan kejadian kemarin. Ia ingin membalas dendam pada Si Kabayan. Ketika Si Kabayan sedang memetik kacang koro, dengan diam-diam mertua Si Kabayan masuk ke dalam karung dan tidur. Ia ingin Si Kabayan memanggulnya pulang seperti yang diperbuatnya kemarin.

Adzan Dhuhur terdengar dari surau di kejauhan. Si Kabayan menghentikan pekerjaannya. Dilihatnya mertuanya tidak bersamanya. Ketika ia melihat ke dalam karung, ia melihat mertuanya itu tengah tertidur. Tanpa banyak bicara, Si Kabayan lantas mengikat karung itu dan menyeretnya.
Terperanjatlah mertua Si Kabayan mendapati dirinya diseret Si Kabayan. Ia pun berteriak-teriak dari dalam karung, "Kabayan! Ini Abah! Jangan engkau seret Abah seperti ini!"
Namun, Si Kabayan tetap saja menyeret karung berisi mertuanya itu hingga tiba di rumah. Katanya seraya menyeret, "Karung ini untuk tempat kacang koro, bukan untuk manusia.”
Karena kejadian itu mertua Si Kabayan sangat marah kepada Si Kabayan. Ia mendiamkan Si Kabayan. Tidak mau mengajaknya berbicara dan bahkan melengoskan wajah jika Si Kabayan menyapa atau mengajaknya bicara. Ia terlihat sangat benci dengan menantunya yang malas lagi banyak alasan itu.
Si Kabayan menyadari kebencian mertuanya itu kepadanya. Bagaimanapun juga ia merasa tidak enak diperlakukan seperti itu. Ia lantas mencari cara agar mertuanya tidak lagi membenci dirinya. Ditemukannya cara itu. Ia pun bertanya pada istrinya perihal nama asli mertuanya.
"Mengetahui nama asli mertua itu pantangan, Akang!" kata Nyi Iteung memperingatkan. "Bukankah Akang sudah tahu masalah ini?"
Si Kabayan berusaha membujuk. Disebutkannya jika ia hendak mendoakan mertuanya itu agar panjang umur, selalu sehat, murah rejeki, dan jauh dari segala mara bahaya. "Jika aku tidak mengetahui nama Abah, bagaimana nanti jika doaku tidak tertuju kepada Abah dan malah tertuju kepada orang lain?"
Nyi Iteung akhirnya bersedia memberitahu jika suaminya itu berjanji untuk tidak menyebarkan rahasia itu. katanya, "Nama Abah yang asli itu Ki Nolednad. Ingat, jangan sekali-kali engkau sebutkan nama Abah itu kepada siapa pun!"
Setelah mengetahui nama ash mertuanya, Si Kabayan lantas mencari air enau yang masih mengental. Diambilnya pula kapuk dalam jumlah yang banyak. Si Kabayan menuju lubuk, tempat mertuanya itu biasa mandi. Ia lantas membasahi seluruh tubuhnya dengan air enau yang kental dan menempelkan kapuk di sekujur tubuhnya. Si Kabayan kemudian memanjat pohon dan duduk di dahan pohon seraya menunggu kedatangan mertuanya yang akan mandi.
Ketika mertuanya sedang asyik mandi, Si Kabayan lantas berseru dengan suara yang dibuatnya terdengar lebih berat, "Nolednad! Nolednad!"
Mertua Si Kabayan sangat terperanjat mendengar namanya dipanggil. Seketika ia menatap arah sumber suara pemanggilnya, kian terperanjatlah ia ketika melihat ada makhluk putih yang sangat menyeramkan pada pandangannya. "Si siapa engk ... engkau itu?" tanyanya terbata-bata.
"Nolednad, aku ini Kakek penunggu lubuk ini." kata Si Kabayan. "Aku peringatkan kepadamu Nolednad, hendaklah engkau menyayangi Kabayan karena ia cucu kesayanganku. Jangan berani-berani engkau menyia-nyiakannya. Urus dia baik-baik. Urus sandang dan pangannya. Jika engkau tidak melakukan pesanku ini, niscaya engkau tidak akan selamat!"
Mertua Si Kabayan sangat takut mendengar ucapan 'Kakek penunggu lubuk' itu.Ia pun berjanji untuk melaksanakan pesan 'Kakek penunggu lubuk' itu.
Sejak saat itu mertua Si Kabayan tidak lagi membenci Si Kabayan. Disayanginya menantunya itu. Dicukupinya kebutuhan sandang dan pangan Si Kabayan. Bahkan, dibuatkannya pula rumah, meski kecil, untuk tempat tinggal menantunya tersebut.
Setelah mendapatkan perlakuan yang sangat baik dari mertuanya, Si Kabayan juga sadar akan sikap buruknya selama itu. Ia pun mengubah sikap dan perilakunya. Ia tidak lagi malas-malasan untuk bekerja. Ia pun bekerja sebagai buruh. Kehidupannya bersama istrinya membaik yang membuat istrinya itu bertambah sayang kepadanya. Si Kabayan juga bertambah sayang kepada Nyi Iteung seperti sayangnya kepada mertuanya yang tetap baik perlakuan terhadapnya. Mertuanya tetap menyangka Si Kabayan sebagai cucu 'Kakek penunggu lubuk'. Ki Nolednad sangat takut untuk memusuhi atau menyia-nyiakan Si Kabayan karena takut tidak akan selamat dalam hidupnya seperti yang telah dipesankan 'Kakek penunggu lubuk'!

“Pesan moral dari Kumpulan Dongeng Si Kabayan - Cerita Rakyat Sunda (Jawa Barat) adalah kemalasan hanya akan merugikan diri sendiri. Oleh karena itu hendaklah kita menghindari sikap bermalas-malasan karena hanya akan mendatangkan kerugian di kemudian hari.”




Picture Source : Dongengceritarakyat


Dongeng Fabel Cerita Rakyat Dari Jawa

Karena kami tidak mengetahui asal muasal dari dua fabel yang akan kami ceritakan, kami memasukannya kedalam kategori cerita rakyat dari Jawa. Dua fabel anak ini sangat seru dan menarik untuk dibaca. Kami yakin andapun akan memiliki pendapat yang sama.

Cerita Rakyat Dari Jawa : Kejujuran Pengemis Tua

Pengemis tua berjalan menyusuri jalan. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah benda. Ya! Ada sebuah tas kulit tergeletak di pinggir jalan. Pengemis itu membuka tas tersebut. Betapa terkejutnya ia, sebab rupanya tas itu berisi uang yang sangat banyak, yakni seratus dinar.
"Aku harus mengembalikan tas ini kepada pemiliknya. Kasihan sekali pemilik tas ini. Ia pasti membutuhkan uang ini," ucap pengemis tua.
Pengemis tua pun melewati pasar. Di sana ada seorang lelaki yang terlihat kaya sedang memberikan pengumuman terkait tasnya yang hilang. Lelaki kaya itu berjanji akan memberikan hadiah yang besar kepada siapa saja yang menemukan tas miliknya. Rupanya tas yang dimaksud sangat mirip dengan tas yang ditemukan oleh si pengemis tua. Mendengar hal itu, pengemis tua sangat senang. Ia pun langsung menghampiri lelaki kaya tersebut.
"Apakah tas ini yang kau maksud? Aku menemukannya di ujung jalan tak jauh dari sini," kata pengemis tua.

"Ya, benar sekali! Ini tasku." ucap lelaki itu, girang. Ia segera memeriksa isi tasnya. Uangnya rupanya masih tetap utuh. Namun, ia memiliki niat licik kepada si pengemis.
"Ini memang tasku, tetapi kenapa uangku berkurang seratus dinar? Harusnya di tas ini ada uang dua ratus dinar." seru si lelaki kaya, pura-pura marah.
"Sungguh aku tak mengambil sedikit pun uang di tas itu. Meskipun aku seorang pengemis, tapi pantang bagiku untuk mengambil milik orang lain," ucap si pengemis. Namun, si lelaki kaya tetap mempermasalahkan hal itu dan kemudian membawa si pengemis ke pengadilan
Sesampainya di pengadilan, lelaki kaya pun menceritakan masalahnya. Hakim lalu berpikir sejenak.
"Baiklah, sekarang aku ingin bertanya," ujar hakim kepada si lelaki kaya. "Kau bilang uang tasmu ada dua ratus dinar. Benar?"
"Ya, benar," ucap si lelaki kaya, mantap. "Berarti tas ini bukan milikmu, sebab tas ini hanya berisi seratus dinar," ucap hakim
Si lelaki kaya terperangah. Ia tidak mampu menyangkal pernyataan hakim, sebab bagaimanapun ia telah berbohong. Kemudian ia pun mengakui perbuatannya. Ia meminta maaf kepada hakim, lalu memberikan hadiah kepada si pengemis tua.
Pesan Moral Dari Cerita Rakyat Dari Jawa : Kejujuran Pengemis Tua adalah Sepandai apa pun menyembunyikan kebohongan, cepat atau lambat pasti akan terbongkar juga.
Dongeng Rakyat Dari Jawa : Kisah Kakak Beradik
Di salah satu desa di Korea, hiduplah dua bersaudara. Mereka hidup saling menyayangi. Sehari-hari kesibukan mereka adalah menanam padi. Tetapi, sejak si adik menikah, mereka pun pisah rumah, Si Kakak tinggal dengan istrinya, sementara si adik juga tinggal dengan istrinya di rumah lain, Sejak saat itu, mereka pun menggarap ladang milik masing-masing.
Suatu hari, panen padi si kakak sangat berlimpah. Ia berpikir untuk memberikan beberapa karung padi kepada sang adik. Tetapi, si kakak takut menyinggung perasaan adiknya. Lagi pula biasanya adiknya suka menolak pemberiannya.
Si kakak mencari ide untuk memberikan padi-padi itu kepada sang adik. Akhirnya, ia berhasil mendapat ide. Setiap malam secara diam-diam ia akan menaruh sekarung padi di lumbung milik adiknya.
Malam itu juga si kakak pergi ke lumbung padi milik sang adik dengan membawa sekarung padi. Ia menaruh karung padi tersebut di sana. Setelah itu ia segera kembali ke rumahnya dengan hati gembira. Ia senang karena sudah bisa memberikan padi itu kepada adiknya, meskipun tanpa sepengetahuan sang adik.
Malam berikutnya pun sama. Begitu seterusnya, Tetapi anehnya, karung padi milik sang kakak sama sekali tak berkurang, meskipun ia telah memberikan beberapa karung padi kepada adiknya.
Malam itu sang kakak pergi lagi ke lumbung padi milik sang adik dengan membawa sekarung padi. Belum jauh berjalan, ia melihat seseorang yang sedang memanggul sekarung padi juga. Orang itu mengendap-endap menuju lumbung padi si kakak. Olala... rupanya orang itu adalah sang adik, Ternyata selama ini apa yang dilakukan oleh sang kakak, dilakukan juga oleh sang adik. Ya, sang adik pun ingin memberikan sesuatu kepada kakaknya secara diam-diam.
Sang Kakak pun menghampiri adiknya. Lalu, mereka menceritakan apa yang selama ini mereka lakukan. Kakak-beradik itu pun tertawa terbahak-bahak setelah saling bercerita. Kejadian itu bisa terjadi karena mereka saling mengasihi. Keduanya ingin memberikan sesuatu yang berharga kepada kakak atau adiknya.

“Pesan Moral Dari Cerita Anak Dari Jawa adalah sifat saling mengasihi itu adalah memberi tanpa mengharapkan sesuatu. Yuk, saling menyayangi sesama! Agar hidup menjadi lebih bahagia.”

Temukan cerita rakyat Jawa Timur terbaik lainnya pada kategori cerita rakyat Nusantara



Picture Source : Dongceritarakyat



Dongeng Cerita Rakyat Lutung Kasarung

Dongeng cerita rakyat Lutung Kasarung memiliki banyak sekali versi. Artikel kali ini merupakan versi kedua cerita rakyat Lutung Kasarung yang pernah kami posting. Jika adik-adik penasaran dengan dongeng Lutung Kasarung sebelumnya, adik-adik dapat membaca artikel Cerita Rakyat Indonesia : Lutung Kasarung. Secara besaran kedua kisah ini memiliki unsur-unsur cerita rakyat yang sama. Namun keduanya dikisahkan dengan cara yang berbeda. Selamat membaca.

Cerita Rakyat Lutung Kasarung : Kisah Purbasari yang Cantik

Dongeng Lutung Kasarung - Jawa Barat

Hari ini Prabu Tapa Agung mengumumkan suatu hal yang penting. "Saudara-saudara, aku akan menyerahkan kekuasaanku pada salah satu putriku. Aku harap kalian semua mendukung keputusanku ini. Hormati ia seperti kalian menghormati aku," titahnya. Purbararang, si Putri Sulung tersenyum, "Ayah pasti menyerahkan kekuasaannya padaku. Bukankah aku putri sulungnya? Dan tentu saja aku yang paling cantik" Prabu Tapa Agung melanjutkan perkataannya. "Kekuasaanku akan kuberikan pada Purbasari, putri bungsuku. Aku yakin ia mampu memimpin negeri ini dengan baik." Purbararang terkejut. Ia tak percaya dan sangat kecewa pada keputusan itu. Dia tidak menyangka ayahandanya akan memilih Purbasari sebagai Ratu.

Keesokan harinya, Purbararang pergi menemui nenek sihir yang dikenal sangat sakti. Ia menceritakan semuanya pada nenek sihir. "Aku ingin nenek mencelakai adikku. Akulah yang seharusnya menjadi ratu," kata Purbararang. "Ha... ha... ha.... Putri Cantik, hatimu benar-benar dengki. Aku suka dengan orang sepertimu. Jangan khawatir, aku akan membantu mewujudkan keinginanmu. Pulanglah, dan lihat apa yang terjadi pada adikmu esok hari," jawab si Nenek Sihir.

Keesokan paginya, terdengar teriakan dari kamar Purbasari. "Tolongg... tolonngg... ada apa denganku?"

"Astaga anakku! Apa yang terjadi denganmu?" teriak Prabu Tapa Agung ketika melihat putrinya. Penampilan Purbasari sungguh mengerikan. Seluruh tubuhnya berbintik-bintik hitam, dan sebagian diantaranya mengeluarkan darah. Bau tak sedap juga menguap dari tubuhnya. Purbararang tertawa dalam hati. "Sakti juga nenek sihir itu," pikirnya. "Ayah, jangan-jangan ini wabah penyakit menular? Ayah harus cepat-cepat mengasingkannya," kata Purbararang pada ayahnya.

"Ayah, jangan asingkan aku. Izinkan aku untuk tetap tinggal disini," ratap Purbasari. Purbararang menatapnya sinis, "Jika kau memang orang yang baik, kau harus mengalah. Tinggalah di hutan sana dan jangan menulari kami," katanya.

Prabu Tapa Agung mulai bimbang. Ia tak tega pada Purbasari, namun bagaimana jika Purbararang benar? Dengan terpaksa, beliau meminta Purbasari untuk mengasingkan diri di hutan sampai penyakitnya sembuh. Dalam hati, Purbararang bertepuk tangan mendengar perintah ayahnya itu. "Purbasari tak mungkin sembuh, Ayah," katanya dalam hati.


Di pengasingan, Purbasari tinggal di sebuah rumah yang dibangun oleh Paman Patih untuknya. Sehari-hari, Purbasari sering ditemani oleh seekor kera berbulu hitam. Kera itu bernama Lutung Kasarung. Karena telah akrab, Purbasari menceritakan kisahnya pada Lutung Kasarung. Lutung Kasarung menjadi iba padanya, ia bertekad untuk membantu Purbasari. Ya, Lutung Kasarung sebenarnya adalah kera yang sakti.

Suatu malam, Lutung Kasarung pergi bertapa. Ia memohon bantuan dewa untuk menyembuhkan penyakit Purbasari. Tiba-tiba, tanah di sekitarnya mengeluarkan air. Semakin lama, air itu semakin banyak dan akhirnya menyerupai telaga kecil. Airnya sangat jernih, dan anehnya, air itu berbau harum seperti bunga. Lutung Kasarung menghentikan pertapaannya. Ia merasa dewa telah menjawab doanya melalui telaga itu. Keesokan paginya, Lutung Kasarung mendatangi Purbasari. Ia menarik-narik tangan Purbasari ke arah telaga. "Wow... indah sekali telaga ini. Mengapa aku tak pernah melihatnya?" tanya Purbasari takjub. Bau harum semerbak telaga itu menggoda Purbasari untuk mandi. "Aku mandi dulu ya, kau jangan kemana-mana," kata Purbasari.

Lutung Kasarung pun mengangguk dengan semangat. Dalam hati ia berkata, "Semoga kau sembuh dari kutukan yang menimpa mu wahai putri Purbasari. Aku yakin setelah mandi nanti cantikanmu kembali, Purbasari."

Selesai mandi, Purbasari tanpa sengaja melihat wajahnya di pantulan air telaga. Ia terkejut. "Wajahku! Wajahku kembali bersih," teriaknya. Purbasari melihat tangan, kaki, dan seluruh tubuhnya, semua bintik hitamnya hilang! Purbasari bersorak gembira, "Terima kasih Dewa, tubuhku sudah kembali seperti dulu lagi." Lutung Kasarung lega, dalam hati ia juga berterima kasih kepada para dewa.

Beberapa hari kemudian, Purbararang berkunjung ke hutan untuk memastikan keadaan Purbasari, ia ditemani Indrajaya kekasihnya. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat Purbasari kembali cantik. "Lihat Kak, aku sudah sembuh dari penyakitku. Aku akan pulang ke istana. Kakak ke sini untuk menjemputku, kan?" tanya Purbasari riang. Purbararang mendengus kesal. "Tidak, aku tak mau kau kembali ke istana! Akulah yang membuatmu terkena penyakit kulit itu. Aku tak mau kau merebut takhta kerajaan dariku!" bentaknya. Purbasari terpana mendengar perkataan kakaknya, "Mengapa Kakak tega sekali padaku?" tanyanya.

"Jika kau ingin kembali ke istana, kau harus mengalahkanku. Hanya yang menang yang boleh kembali ke istana," kata Purbararang lebih Ianjut. Purbararang mengurai rambutnya, "Jika rambutmu lebih panjang, kau boleh kembali ke istana." Apa boleh buat, Purbasari pun mengikuti kemauan kakaknya. Namun setelah diukur oleh Indrajaya, ternyata rambut Purbasari yang lebih panjang. Purbararang gusar, ia tak ingin kalah dari Purbasari. Tiba-tiba ia mendapat akal. "Pertandingan belum usai. Sekarang, siapa yang memiliki kekasih yang paling tampan, ia yang berhak kembali ke istana," katanya. Purbararang yakin, kali ini ia akan menang. 

Ia tak melihat seorang pria pun di hutan itu kecuali seekor kera yang buruk dan berwarna hitam. Purbasari kebingungan. Di hutan ini tak ada manusia lain kecuali dirinya, dari mana ia mendapatkan kekasih? Tiba-tiba Lutung Kasarung menarik-narik bajunya dan meloncat-loncat. Sepertinya ia hendak mengatakan, "Akui aku sebagai kekasihmu."

Purbasari pun menurut. "Ini adalah kekasihku," katanya sambil menggandeng tangan Lutung Kasarung. Purbararang tertawa keras. "Ha... ha... terlalu lama tinggal di hutan membuatmu jadi menyukai kera? Maaf saja, Indrajaya tentu Iebih tampan dari kera hitam yang jelek ini," ejeknya.

Lutung Kasarung duduk bersila dan berdoa kepada dewa. Keajaiban terjadi lagi. Seberkas sinar putih muncul di sekitar Lutung Kasarung. Sinar putih itu perlahan-lahan pudar seiring dengan hilangnya sosok Lutung Kasarung. Sosoknya kernudian digantikan oleh seorang pemuda yang sangat tampan. Ketampanannya jauh melebihi Indrajaya. Purbararang terkejut. Ia tak menyangka bahwa Lutung Kasarung adalah jelmaan dari seorang pria yang tampan.

Purbararang tertunduk lesu. Ia harus mengaku kalah. "Ternyata kau memang pantas menjadi ratu. Kembalilah ke istana, Ayah pasti senang melihatmu lagi," kata Purbararang Iirih. Purbasari tersenyum, "Ikutlah denganku, Kak. Meskipun Kakak kalah, kau tetaplah kakakku. Aku tak mau Kakak tinggal di hutan ini." Purbararang memeluk adiknya. "Maafkan aku... kau sungguh berhati mulia. Ayah benar-benar tak salah pilih." Mereka semua kembali ke istana dan disambut gembira oleh Prabu Tapa Agung.

Lutung Kasarung yang telah berubah menjadi pria tampan pun ikut serta. Seperti rencana semula, Purbasari diangkat menjadi ratu untuk menggantikan ayahandanya. Ia lalu menikah dengan Lutung Kasarung dan memerintah kerajaan dengan adil dan damai.


“Pesan moral dari Dongeng Cerita Rakyat Lutung Kasarung untukmu adalah Sayangi saudara dan teman-temanmu. Jangan merasa iri atas prestasi yang mereka capai. Jika kau rajin berusaha, kau pun bisa mendapat prestasi yang sama bahkan lebih baik.”


Dongeng Lutung Kasarung berasal dari Jawa Barat sehingga sering disebut dongeng sunda lutung kasarung. Kelak kami akan memposting cerita rakyat Jawa Barat ini menjadi cerita rakyat lutung kasarung dalam bahasa inggris dan dongeng lutung kasarung bahasa sunda.


Picture Source : Dongengceritarakyat