Seni muzik Sunda, yang merupakan
satu ungkapan emosi budaya Sunda, kesopanan ekspres dan rahmat
Sunda. Degung orkestra terdiri daripada Sunda gamelan. Selain bentuk Sunda
daripada Gamelan di Parahyangan, kawasan Cirebon mengekalkan tradisi muzik
sendiri yang berbeza. Antara Cirebons 'yang berbeza-beza Gamelan
berkumpulan dua yang paling kerap didengar adalah Gamelan Pelog (a heptatonic
sistem penalaan bukan sama jarak) dan Gamelan Prawa (sistem penalaan pentatonik
semi-sama jarak).Gamelan Pelog tradisinya dikhaskan untuk Tayuban, Wayang
Cepak, dan untuk mendengar dan muzik tarian daripada Kratons di
Cirebon. Manakala Gamelan Prawa tradisinya dikhaskan untuk Wayang Purwa.
Cirebon juga mengekalkan berkumpulan Gamelan khusus termasuk: Sekaten, yang dimainkan dalam Kratons untuk menandakan kali penting dalam kalendar Islam. Denggung, juga ensemble Kraton yang dipercayai mempunyai beberapa "kuasa luar biasa". Dan Renteng, ensemble dijumpai di dalam kedua-dua Cirebon dan Parahyangan yang terkenal dengan corak permainan yang kuat dan bertenaga.
________________________________________________________________________
Petikan Daripada: Liputan6.com
Sumber Daripada: http://m.liputan6.com/regional/read/2574750/gamelan-ini-cuma-bunyi-saat-warga-cirebon-sedih
Sumber Gambar Daripada: Google
Liputan6.com, Cirebon - Gamelan merupakan alat musik
tradisional Cirebon yang masih lestari. Dari sejumlah gamelan warisan
Cirebon, tidak semuanya dapat dibunyikan kapan saja.
Seperti gamelan yang ada di Keraton Kacirebonan. Salah satu gamelan sakral ini hanya boleh dibunyikan saat masyarakat Cirebon dilanda kesedihan saja. Gamelan denggung namanya.
"Kesedihan itu seperti musim paceklik, kekeringan panjang, wabah penyakit dan peristiwa alam lain yang berdampak pada masyarakat di Cirebon maupun Indonesia," kata Ketua Rumah Budaya Pesambangan Jati Cirebon, Jabar, Bambang, Rabu 10 Agustus 2016.
Dia menjelaskan, gamelan denggung berasal dari kata mandeng sing agung. Artinya, dalam semua kehidupan, hanya memandang dan memohon kepada sang pencipta, yakni Allah SWT, bukan kepada yang lain. Menurut Bambang, gamelan ini mengajarkan manusia untuk mengamalkan ilmu tauhid.
Bambang mencontohkan, saat zaman nenek moyang Cirebon mengalami kekeringan panjang, paceklik, hingga tidak ada air. Saat itu, Keraton Kacirebonan mengumpulkan masyarakat dengan membunyikan gamelan denggung. Setelah berkumpul di lapangan, masyarakat melaksanakann salat istisqo atau salat meminta hujan.
No comments:
Post a Comment