Sumber
Daripada:- http://www.jabarprov.go.id/index.php/news/18713/2016/08/18/Mengisi-Kemerdekaan-Implementasi-Indonesia-Kerja-Nyata
Gambar Diperoleh Daripada:- Google
BANDUNG-Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), menjadi inspektur
upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71
dan pengibaran bendera Merah Putih Tingkat Provinsi Jawa Barat di Lapangan
Gasibu, Kota Bandung, Rabu (17/8).
Di usianya yang ke-71 tahun ini Indonesia memiliki banyak tantangan
dalam proses pembangunannya, sehingga, menurut Aher, diperlukan kerja nyata
dari semua pihak dan sebagai bagian dari upaya kita dalam mengisi kemerdekaan
yang telah diraih bangsa. Hal ini sesuai dengan tema peringatan HUT RI ke-71
“Indonesia Kerja Nyata”.
“Kalau dulu kerja nyata para pahlawan adalah merebut kemerdekaan, maka
pada hari ini dalam situasi masyarakat sipil, kondisi damai, kita juga harus
kerja nyata mengisi kemerdekaan, menghadirkan masyarakat Indonesia yang
dicita-citakan, masyarakat adil, makmur, sejahtera, bahagia. Itu adalah
cita-cita kita,” ungkap Aher usai upacara.
Aher mengatakan bahwa upaya kerja nyata yang tengah dilakukan oleh
pihaknya mencakup berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, pembangunan
infrastruktur, ekonomi, pertanian, ketahanan keluarga, dan pengembangan wilayah
perkotaan dan perdesaan. Dengan upaya ini diharapkan akan semakin meningkatkan
kualitas kehidupan serta kesejahteraan masyarakat di Jawa Barat.
Namun, dalam amanat yang disampaikannya ini Aher pun tak menampik
berbagai tantangan pembangunan yang dihadapi saat ini, diantaranya menjaga
pertumbuhan ekonomi secara kuat dan berkualitas, pemerataan ekonomi yang
berkeadilan, meningkatkan daya beli masyarakat, menekan angka pengangguran dan
kemiskinan, adanya kesenjangan pendapatan masyarakat, peningkatan peran
masyarakat lanjut usia, menjaga kondusifitas dari ancaman konflik horizontal,
ancaman terorisme dan radikalisme, memberantas narkoba, human trafficking,
serta melindungi masyarakat dari bahaya pornografi dan pornoaksi.
“Semua tantangan tersebut membutuhkan hadirnya
kerja nyata dalam mengatasinya,” kata Aher dalam amanatnya.
Capaian Pembangunan Jabar & Percepatan Pembangunan Model Hibrida
Pada kesempatan ini, dalam amanatnya, Aher juga menyampaikan beberapa
capaian indikator makro pembangunan yang telah diraih Jawa Barat hingga
pertengahan 2016 ini. IPM Jawa Barat pada tahun 2015 mencapai 69,5 poin; dengan
indeks pendidikan 59,95 poin, indeks kesehatan 80,63 poin, dan indeks
pengeluaran sebesar 869,45 poin. Sementara pengeluaran per kapitanya mencapai
Rp 9,7 juta.
Laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada tahun 2015 terus
dipertahankan hingga di atas 5%, PDRB per kapita sebesar Rp 32,65 juta. Angka inflasi
Jabar pada tahun 2015 sebesar 2,75% dan persentase penduduk miskin terus turun
hingga 8,95% pada Triwulan I Tahun 2016 ini.
“Berbagai capaian pembangunan tersebut merupakan hasil kerja nyata
dari seluruh pemangku kepentingan di Jawa Barat. Untuk itu, kerja nyata harus
senantiasa menjadi spirit yang dipertahankan dalam setiap pelaksanaan agenda
pembangunan ke depan, sehingga akselerasi berbagai target pembangunan daerah
dapat kita wujudkan secara optimal,” harap Aher.
Selain itu, untuk mendukung percepatan pembangunan, mengurangi
kesenjangan pendapatan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemprov Jawa
Barat terus mendorong aparatnya dalam memberikan kemudahan berinvestasi dan
membuka akses keuangan seluasnya untuk masyarakat. Hal ini merupakan strategi
efektif dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pendapatan
yang terjadi di masyarakat.
Hal lainnya yang Aher ungkapkan, yakni strategi pemerintahannya dalam
mempercepat pembangunan namun dilakukan secara merata dan berkesinambungan.
Dalam hal ini Pemprov Jawa Barat menerapkan sistem pemerintahan Model Hibrida,
yaitu pembangunan berbasis otonomi daerah dan berbasis 3 (tiga) metropolitan
dan pusat pertumbuhan di provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 46,7 juta
jiwa ini.
“Metropolitan tersebut meliputi Bodebekarpur (Bogor, Depok, Bekasi,
Karawang, dan Purwakarta), Bandung Raya, dan metropolitan Cirebon Raya. Serta
pusat pertumbuhan Palabuhanratu, Rancabuaya, dan Pangandaran di kawasan selatan
Jawa Barat,” jelas Aher.
Strategi percepatan dan pemerataan pembangunan ini harus bisa didukung
oleh berbagai pihak, karena, Aher mengungkapkan, untuk mewujudkan kawasan ini
dibutuhkan pendanaan hingga Rp 600 Triliun. Aher pun berharap hal tersebut bisa
diwujudkan dengan skema kerjasama pendanaan antara pemerintah dengan dunia
usaha, serta peningkatan peran BUMD Provinsi Jawa Barat.
No comments:
Post a Comment