Thursday, March 23, 2017

Angklung, Pelestarian Seni, Budaya & Lingkungan

BANDUNGKAB–Masih dalam rangkaian acara perayaan enam tahun Angklung ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda atau Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh Unesco, 16 November 2010 lalu, Saung Angklung Udjo (SAU) menggelar acara “Angklung Pride 6”. Bertempat di kawasan kebun bambu atau Kebon Awi Udjo yang terletak di Cijaringao, Desa Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu (27/11), acara berlangsung meriah dan mengundang decak kagum para penonton yang hadir.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar pun tak ingin melewatkan kesempatan ini. Dia hadir dengan membawa misi cinta akan lingkungan, sebagai wujud dari pelestarian alam. Untuk itu, Wagub yang kerap disapa Demiz ini sangat memberikan apresiasinya terhadap upaya pelestarian lingkungan alam sekaligus seni budaya Jawa Barat yang telah dilakukan oleh pihak SAU, yaitu Angklung.

Berdiri di atas lahan seluas empat hektar, Kebon Awi Udjo merupakan lumbung tanaman bambu bagi Komunitas SAU agar tetap bisa memproduksi alat musik khas Tanah Pasundan tersebut. Menuru Demiz, tanaman bambu bisa memberikan manfaat lain pada kawasan tersebut.

“Mari kita tanami bambu di kawasan ini, karena bisa memberikan fungsi lain. Yaitu untuk konservasi kawasan, agar tidak longsor, tapi juga bisa menjadi daerah resapan air,” ujar Demiz dalam sambutannya di acara puncak Angklung Pride 6 ini.

Demiz melanjutkan, manfaat tersebut bisa berlanjut melalui upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui tanaman bambu ini, masyarakat bisa turut serta dalam pengolahan dan produksi Angklung, serta berbagai kerajinan tangan lainnya yang menggunakan bambu sebagai bahan dasarnya.

“Ini contoh yang konkret dari bagaimana masyarakat bersama pemerintah, akademisi, dan komunitas yang membangun alamnya dengan harmoni. Sama dengan Angklung, Angklung ga bisa dimainkan sendiri, dimainkan bersama-sama, beragam nada. Tapi dimainkan bersama-sama maka terciptalah irama-irama yang sangat harmoni yang bisa kita nikmati sebagai sebuah keindahan,” papar Demiz.

Angklung Pride 6 berlangsung dari 16 - 27 November 2016. Bertepatan denan usianya ke-50 tahun, SAU memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi terhadap masa depan bangsa. Bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Saung Angklung Udjo berinisiatif untuk turut serta membangun jati diri generasi muda melalui kebesaran filosofi dan kearifan lokal yang terkandung pada seni budaya, khususnya Angklung. Angklung Pride 6 menjadi momentum bagi Saung Angklung Udjo untuk melangkah dalam merealisasikan tanggung jawab tersebut.

Pimpinan Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat Udjo mengatakan, sejak awal berdirinya SAU mempunyai cita-cita tinggi untuk menjadi pelestari di bidang seni dan budaya, sekaligus lingkungan.

“Melalui Angklung Pride 6, kami ingin kembali memperkuat kontribusi dalam merespon isu-isu di masyarakat saat ini melalui kebesaran nilai filosofi dan kearifan lokal Angklung. Kami berupaya melakukan pelestarian seni budaya dan lingkungan sekitar kami dengan harapan dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan masa depan bangsa,” tutur Taufik dalam siaran persnya.



Picture Source : Jabarprov.go.id


No comments:

Post a Comment